Ditulis oleh:
Ahmed Al-Jaafari
Diterjemahkan dan direvisi oleh :
Ust Fathuddin Ja’far
Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan diketahui, menurut apa yang oleh para ulama disebut sebagai: hari-hari dan malam-malam yang jatuh antara malam kedua puluh satu Ramadhan sampai akhir Ramadhan; apakah lengkap 10 atau hanya 9 hari, tergantung pada jumlah bulan Ramadhan tahun itu.
Ada beberapa hadits tentang penentuan waktu i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan sebagai berikut:
Pendapat pertama : Mayoritas ulama, termasuk para imam dari empat mazhab fiqih, mengatakan bahwa waktu i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan dimulai pada hari kedua puluh bulan itu, sebelum matahari terbenam; artinya, sejak sore hari ke 20 sebelum masuk malam ke 21.
Para ulama tersebut menyimpulkan apa yang disebutkan dalam Sunnah Nabi, dari hadits Aisyah – radhiyallahu anha – dia berkata: (semoga Allah meridhoinya) Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan) [Riwayat Imam Bukhari]. Sedangkan sepuluh hari terakhir dimulai dari matahari terbenam pada hari ke 20. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memasuki tempat i’tikafnya setelah sholat subuh, sebagaimana dinyatakan oleh Imam al-Nawawi -semoga Allah meridhainya.
Pendapat kedua : Al-Layth, Al-Tsawri, dan Al-Awza’i semuanya mengatakan bahwa i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan dimulai setelah shalat subuh pada hari kedua puluh satu, mengutip apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya. , atas riwayat Ummul Mukminin Aisyah – radhiyallahu anha.
Sebab itu, ibadah i’ktikaf 10 hari terakhir Ramdhan merupakan Sunnah Rasulullah yang disepakati oleh para ulama.
Sesungguhnya 10 malam terakhir Ramadhan memiliki keutamaan yang agung dan kebaikan sangat banyak yang akan diraih oleh muslim/muslimah yang beri’tikaf di sepuluh hari terakhir tersebut. Di antaranya :
- Meraih amal-amal sholeh yang pahalanya sangat besar. Di antarnya malam Qadar yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau sekitar 83 tahun.
- Meneladani pola hidup Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam menjalankan ibadah Ramadhan, seperti yang diriwayatkan Aisyah – semoga Allah meridhoinya – menggambarkan kondisi Nabi di sepuluh hari terakhir Ramadhan, ia mengatakan: “Ketika sepuluh hari terakhir datang, Nabi, shallallahu alaihi wasallam, mengencangkan ikat pinggangnya dan menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya”.[Riwayat Imam Bukhari] Sebagaimana diriwayatkan darinya bahwa Rasulullah bersungguh-sungguh di bulan Ramadhan dengan ibadah dan ketaatan yang tidak dia usahakan di bulan-bulan lainnya.
Aisyah meriwayatkan – semoga Allah meridhoinya – bahwa Nabi tidak shalat sepanjang malam sampai pagi. Maka pengertian menghidupkan malam-malam 10 terakhir Ramadhan tidak terbatas pada shalat malam/tahajjud saja, tetapi dengan melakukan berbagai ibadah lainnya, seperti zikir, tilawah Al-Qur’an, tadabbur Al-Qur’an, sedekah, mengajarkan ilmu dan lain sebagainya.
- I’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan saat terbaik dan termahal dalam hidup kita untuk konsentrasi beribadah, tafakkur, merenung dan mengevaluasi hidup dan gaya hidup kita selama sebelas bulan sebelumnya. Kalau Allah ambil nyawa kita, apakah kita sidah pantas menjadi calon penghuni syurga atau sebaliknya, na’udzu billahi min dzalik.
Sebab itu Rasulullah tidak meninggalkan i’tikaf selama sepuluh hari terakhir Ramadhan, kecuali jika keluar untuk berjihad di jalan Allah, dan para sahabat – semoga Allah meridhoi mereka – melakukan i’tikaf – dengan Beliau, dan setelah Beliau wafat mereka meneruskan sunnah i’ktikaf tersebut.
- I’tikaf sarana membangun dan menyuburkan ketaqwaan hati kepada Allah Ta’ala dan menanamkan keterikatan hati dan hidup kepada-Nya.
- Kombinasi ibadah shiam (puasa) di siang hari, qiam (shalat malam) di malam harinya dan berinteraksi dengan Al-Qur’an dan berbagai ibadah laulinnya siang dan malam selama 10 hari terakhir Ramadhan di rumah Allah (Masjid) akan memberikan efek yang sangat baik pada hati, pemikiran dan perasaan dalam upaya mensucikannya, dan membawanya ke tingkat kesempurnaan.
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk beri’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan sampai akhir hayat kita.. Aamiin..
